Duel Mobil Listrik: China vs Jepang

Booth BYD di Bangkok International Motor Show beberapa waktu lalu

Tak bisa dipungkiri, brand China sedang memainkan kartu paling ampuh mereka, harga.

Namun bukan sekadar banting harga kosong. Mereka menyertakan fitur-fitur yang kaya, desain yang modern, serta teknologi elektrifikasi yang kompetitif. Lihat saja BYD Dolphin yang turun harga hingga lebih murah dari city car Jepang. Atau Chery Omoda E5 yang menawarkan fitur semi-otonom, namun tetap eligible untuk insentif lokal.

Rantai pasok yang terintegrasi, subsidi dari pemerintah China, dan kendali atas teknologi baterai membuat mereka bisa menekan harga dengan cara yang sulit ditiru.

Honda Mulai Lancarkan Serangan

Meski digempur dari berbagai sisi, sebagai brand yang sudah punya nama besar dan terkenal irit bahan bakar serta ramah lingkungan, Honda sudah mempersiapkan serangkaian produk elektrifikasi yang cukup solid:

  • Honda e:N1 sebagai lini EV murni
  • Honda Civic e:HEV, Honda CR-V e:HEV, New Honda HR-V e:HEV di lini hybrid

Dan tak kalah menarik, Honda juga telah membuka pemesanan untuk Honda Step WGN e:HEV, meski model ini belum resmi diluncurkan.

Baca Juga:Honda STEP WGN e:HEV Sudah Bisa Dipesan Sekarang

Lebih menarik lagi, Honda juga mulai menyesuaikan harga jualnya.

Baru saja diluncurkan, New Honda HR-V e:HEV kini dibanderol mulai dari Rp 399 juta, sedangkan tipe tertingginya, RS e:HEV, dilepas di harga Rp 488 juta (OTR Jakarta). Penyesuaian harga ini menunjukkan bahwa Honda siap masuk ke medan kompetisi elektrifikasi secara realistis tanpa mengorbankan kualitas dan reputasi.

Baca Juga:Lebih Efisien, Honda HR-V Hybrid Dibanderol Mulai Rp449 Juta
Durabilitas Masih Jadi Senjata Brand Jepang

Kalau harga adalah kekuatan brand China, maka kredibilitas dan durabilitas adalah kekuatan utama brand Jepang. Mereka telah terbukti puluhan tahun, dikenal dengan jaringan aftersales yang luas, ketersediaan suku cadang, dan efisiensi teknis yang teruji.

Honda, misalnya, bukan hanya menjual mobil. Mereka menjual kepercayaan, kenyamanan jangka panjang, dan nilai jual kembali, hal-hal yang belum tentu bisa langsung diimbangi oleh brand yang belum genap lima tahun beroperasi di pasar Indonesia.

Catatan Otofeeds:

Mobil-mobil China memang sedang jadi perhatian karena strategi harga agresif dan fitur melimpah. Tapi konsumen Indonesia juga makin pintar. Harga bukan satu-satunya penentu, apalagi jika bicara soal pemakaian jangka panjang.

Brand Jepang seperti Honda mulai merespons dengan langkah-langkah konkret, bukan hanya lewat peluncuran produk elektrifikasi, tapi juga lewat penyesuaian harga yang realistis tanpa mengorbankan kualitas.

Perang harga mungkin sedang terjadi, tapi perang kepercayaan dan daya tahan, itu cerita yang berbeda. (HS)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *